Articles ●
08 Apr 2025
Cara Membeli Iklan Out of Home (OOH): Panduan Langkah demi Langkah

Out of Home (OOH) advertising tetap menjadi salah satu strategi pemasaran paling efektif untuk membangun brand awareness dan menjangkau audiens secara luas. Namun, membeli iklan OOH membutuhkan perencanaan yang matang agar anggaran yang dikeluarkan memberikan hasil maksimal.
Artikel ini akan memandu Anda melalui proses pembelian iklan OOH, dari menentukan tujuan hingga mengukur keberhasilan kampanye.
1. Tentukan Tujuan & Target Audiens
Sebelum membeli iklan OOH, tentukan:
✔ Tujuan kampanye (branding, promosi, atau lead generation)
✔ Target audiens (usia, lokasi, kebiasaan)
✔ Budget yang tersedia
Contoh:
- Jika target Anda komuter di Jakarta, pilih iklan di MRT, halte bus, atau billboard jalan tol.
- Jika ingin promosi produk baru, pertimbangkan digital billboard di pusat perbelanjaan.
2. Pilih Jenis Iklan OOH yang Tepat
Berikut beberapa opsi iklan OOH di Indonesia:
A. Billboard (Papan Iklan)
- Static Billboard: Iklan cetak biasa, cocok untuk branding jangka panjang.
- Digital Billboard (DOOH): Konten dinamis, bisa diubah sesuai waktu dan kondisi.
B. Iklan Transit
- Bus & Angkot: Menjangkau pengguna transportasi umum.
- Kereta & Stasiun: Efektif untuk target komuter.
C. Street Furniture
- Halte Bus, Bangku Taman: Cocok untuk iklan lokal.
- Toilet Umum & Lift: Menjangkau pengunjung mall dan gedung perkantoran.
D. Place-Based OOH
- Bandara, Mall, SPBU: Menargetkan konsumen di lokasi strategis.
3. Cari Vendor atau Penyedia Iklan OOH
Beberapa penyedia iklan OOH terkemuka di Indonesia:
- PT Bursa Efek Media (Bursa Billboard)
- PT Bintang Tato (Bintang Outdoor)
- PT Mahaka Media (Mahaka Outdoor)
- PT BMS Outdoor Advertising
Tips Memilih Vendor:
✅ Cek reputasi dan portofolio sebelumnya.
✅ Bandingkan harga dari beberapa vendor.
✅ Pastikan lokasi iklan sesuai target audiens.
4. Negosiasi Harga & Kontrak
Harga iklan OOH bervariasi tergantung:
- Lokasi (jalan utama vs. jalan kecil)
- Jenis iklan (digital vs. statis)
- Durasi pemasangan (1 bulan vs. 6 bulan)
Contoh Harga:
- Billboard di Jakarta Pusat: Rp 50–200 juta/bulan
- Iklan Bus TransJakarta: Rp 10–50 juta/bulan
- Digital Screen di Mall: Rp 20–100 juta/bulan
Tips Negosiasi:
✔ Tanyakan diskon untuk pemasangan jangka panjang.
✔ Minta data lalu lintas (traffic count) untuk billboard.
✔ Perhatikan biaya tambahan (pajak, instalasi).
5. Desain Kreatif yang Menarik
Iklan OOH harus:
✔ Mudah dibaca dalam 3 detik (gambar besar, teks minimal).
✔ Memuat pesan utama secara jelas.
✔ Memasukkan CTA (Call-to-Action) seperti QR code, website, atau nomor WhatsApp.
Contoh Desain Efektif:
- Gojek: "Download Sekarang! Scan QR Code untuk Voucher Rp 20.000"
- McDonald’s: "Burger Spesial Rp 15.000 hanya di bulan ini!"
6. Pasang & Pantau Kampanye
Setelah deal dengan vendor:
📌 Jadwalkan waktu pemasangan.
📌 Pastikan iklan terpasang dengan benar (cek langsung jika perlu).
📌 Monitor performa (gunakan QR code, kode promo, atau vanity URL untuk tracking).
7. Ukur ROI & Evaluasi
Metode pengukuran keberhasilan iklan OOH:
📊 Foot Traffic Analysis (gunakan geofencing untuk melacak kunjungan ke toko).
📊 QR Code/UTM Tracking (lihat berapa banyak yang scan atau kunjungi website).
📊 Survei Pelanggan (tanyakan bagaimana mereka tahu tentang brand Anda).
Contoh:
Jika iklan billboard di jalan tol menghasilkan peningkatan 30% kunjungan website, maka kampanye bisa dianggap sukses.
Kesimpulan: Mulai Beli Iklan OOH dengan Tepat!
Membeli iklan OOH tidak sekadar memilih lokasi dan bayar. Anda perlu:
- Tentukan tujuan & target.
- Pilih jenis iklan yang sesuai.
- Cari vendor terpercaya.
- Negosiasi harga & kontrak.
- Buat desain yang eye-catching.
- Pantau & ukur hasilnya.
Dengan strategi yang tepat, iklan OOH bisa menjadi senjata ampuh untuk branding dan penjualan.
🚀 Tertarik mencoba? Hubungi vendor OOH terdekat atau konsultasikan dengan kami Netlink!